OKEZONE.asia - Pandemi Covid-19 berefek domino ke segala aspek: ekonomi, sosial, politik, pendidikan, olahraga, hiburan, hingga hubungan asmara. Jika belakangan ada panic buying, semoga aja nggak sampai panic dating alias berlama-lama kencan dalam satu waktu sebagai pengganti hari-hari yang hilang karena di rumah aja masing-masing.
Fyi nih, barangkali ada yang masih asing dengan sebutan Covid-19. Kalau diurai; ‘Co’ diambil dari corona, ‘vi’ yakni virus, lalu ‘d’ merupakan inisial dari disease (penyakit). Sedangkan ’19’ adalah tahun pertama kali virus Corona diidentifikasi.
Meskipun Covid-19 rentan menyerang orang lanjut usia, bukan berarti anak muda lebih imun. Jadi, wahai anak-anak muda, janganlah sesumbar. Semua orang dari segala rentang usia berisiko tertular virus Corona. Terlebih, orang yang tertular tak selalu menunjukkan gejala. Jika itu dianggap baik-baik saja, kemudian dibawa masuk ke dalam rumah, orang-orang yang ada di rumah bisa tertular. Masihkah kamu sesumbar, wahai anak muda?
Memang sih, kadang egoisme darah muda bisa mencelakakan diri sendiri dan orang di sekitarnya. Misalnya, nongki-nongki bikin kerumunan di pojokan taman kota, atau kencan di jalanan gelanggang olahraga. Kalau nanti dibubarin sama polisi, bilangnya melanggar kebebasan berasmara. Padahal, kamu diminta supaya tinggal di rumah dulu selama pandemi. Tinggal di rumah masing-masing ya! eh gimana? Lagi pula, mengajak pacar untuk kencan di luar rumah berarti menjebak doi dalam situasi yang sulit. Iyalah, di luar banyak virus Corona bertebaran dan bisa merebut tubuh pacarmu untuk dijadikan inang. Bahayanya lagi, orang-orang yang bahkan sudah positif Covid-19 nggak selalu menunjukkan gejala. Jadi, siapapun bisa menjadi carrier Covid-19. Sebuah penelitian oleh Sebastian Funk bersama CMMID menemukan bahwa sekitar 25% penularan virus Corona terjadi pada tahap pra-gejala, yakni oleh orang-orang yang belum sadar kalau dirinya sedang sakit.
Siapa nih yang masih suka bujukin pacarnya supaya bisa kencan di luar? Kalau kalian masih aja ngotot kencan dengan dalih hidup mati seseorang sudah diatur oleh Tuhan, kenapa nggak sekalian aja minta pacarmu nyetir dengan mata tertutup? Sama aja kan, sama-sama bisa celaka. Inilah toxic relationship yang sesungguhnya. Bucin-bucin yang biasanya gandengan tangan, nggak nafsu makan kalau nggak satu piring berdua, please jaga jarak dulu. Jika memang saling peduli, kalian harus menghindari kontak fisik untuk sementara waktu. Physical distancing. Kalau sekadar kangen kan bisa kirim pesan teks, telepon, atau panggilan video lewat WhatsApp. Kata-kata rindu yang kamu ketik atau kamu ucapkan lewat voice note tak akan mentransmisikan virus Corona kok. Semisal, kepingin nonton film bareng, ya tinggal video call terus tonton deh film bareng-bareng di TV atau laptop, kelar. Mau saling ngirim foto juga boleh, tapi foto apa nih? Eh.
Kalau kata mbak Najwa Shihab, untuk saat ini, soliter adalah solidaritas. Jadi, nggak ketemuan dulu untuk sementara waktu artinya sayang. Sama-sama saling memberikan proteksi dengan tidak melakukan kontak fisik dan nge-date dulu. Yah, hitung-hitung menghemat pengeluaran. Bujet pacaranmu bisa dialokasikan untuk sesuatu yang lebih mulia atau disimpan buat modal masa depan, hihihi. Relationship distancing menjadi metode pacaran paling tepat selama pandemi Covid-19. Ada baiknya kali ini kamu dan pacar saling bekerja sama untuk menyelamatkan dunia! Nggak perlu kekuatan super kayak Avengers, cukup mematuhi imbauan di rumah aja.
Selain menghambat penyebaran virus, di rumah aja juga bisa menghemat pemakaian masker dan hand sanitiser. Sebab, ada hak para penyintas kanker, pasien-pasien, dan tenaga kesehatan yang lebih membutuhkan masker. Lagi pula, kencan dari rumah masing-masing bukan berarti hubunganmu benar-benar berjarak. Maka, di sini, terpujilah wahai para pejuang LDR! Memang benar, long distance relationship (LDR) yang sesungguhnya bukan karena beda kota atau negara, tapi beda rumah ibadah. Ilustrasi (Photo by cottonbro from Pexels)
Article "Kangen Pacar Mau Kencan, tapi 'Physical Distancing', Gimana?" protected
Posting Komentar